Merantau di Auckland

MERANTAU DI AUCKLAND


Ini tulisanku di bulan Maret 2020 yang aku kirimkan ke mama rantau, silahkan dibaca :

Kia Ora…! – yang artinya ‘hai’ atau ‘hello’ dan berasal dari bahasa asli Māori. Salam kenal dari keluarga rantau di Auckland, Selandia Baru atau New Zealand (NZ). Namaku Nurhayati (Yanti), tapi sapaan akrabku sejak menjadi ibu adalah ‘Amih’ so hampir semua orang memanggilku dengan sebutan Amih Yanti.

Kepindahan ke Auckland

Hijrahku ke ujung dunia ini sesuatu yang sepertinya tidak pernah terpikirkan oleh aku yang anak mama papa banget (boro-boro kepikiran merantau ke luar negeri, ke luar pulau waktu masih tinggal di Indonesia aja ngga deh). Kami merantau kurang lebih sudah 3 tahun sejak 2017 (suami sudah 5 tahun karena duluan pindah ke sini). Lalu kenapa harus ke New Zealand? Kenapa gak negara lain? dan apa latar belakang kami harus kesini? apakah sekolah S2, S3, atau??? Yess jawabannya yang atau itu hehe…

Suami awal ke sini hanya untuk belajar Bahasa Inggris (otomatis mendapat visa student). Nah, awal kisah hidup merantau bermula di sini (cerita lengkap ada di KALA Podcast, berikut jika mau menyimak:

Kenapa NZ? Tepatnya Auckland? Awalnya karena sudah ada sepupu yang tinggal di Auckland, pikirku setidaknya suami tidak akan merasa sendirian banget di sini, dan setelah banyak cari tahu tentang NZ, negara ini memang menarik hati. Singkat cerita, akhirnya suamiku bisa mendapatkan working visa (Alhamdulillah ada tempat kerja yang mau kasih sponsor).

Long Distance Marriage

Lalu bagaimana nasibku? Aku dan anakku tinggal di Bogor, artinya kami menjalani Long Distance Married selama 2 tahun (jangan ditanya susah ga jauh ama suami? jawabannya susah bangeet hihi) dan aku masih bekerja sebagai pegawai di salah satu perusahaan telekomunikasi di Jakarta.

Setelah 2 tahun LDM, akhirnya aku memutuskan menyusul suami ( saat itu statusku Cuti di Luar Tanggungan Perusahaan selama 2 tahun), masih galau melepaskan status ibu yang berkarir, hehe.

Tapi sejak kedatanganku di Auckland pada saat usia anakku 5,5 tahun, baru kuketahui bahwa anakku kesulitan belajar spesifik (dyslexia minor) akhirnya karena alasan untuk dapat fokus kepada tumbuh kembang anak, maka aku putuskan untuk pensiun dini menjelang masa cutiku berakhir.

Kehidupan di Perantauan

Syukurnya aku dapat menikmati peran menjadi IBU seutuhnya untuk mengurus anak, di mana hal ini tidak aku alami selama di Indonesia. Karena di Indonesia ada support system (keluarga besarku) dan ada yang selalu siap membantu, tapi kini selama tinggal di luar negeri mengajarkanku bahwa value hidup yang berharga adalah menjadi mandiri (yang merantau pasti tau rasanya mandiri di luar negeri hehe) dan aku sangat bersyukur karenanya.

Lalu apa aktivitasku selama di Auckland? Sejak dulu selalu beraktivitas dan berkarir sepertinya membuatku menjadi seseorang yang aktif, dan aku tetep pada prinsipku bahwa aku akan mengurus anakku, tapi tidak dipungkiri jiwa aktifku ini membuatku ingin berperan lebih di ranah publik, dan Qadarulloh Allah mudahkan aku menemukan pekerjaan yang jam nya mengikuti jadwalku (jadi aku bekerja saat anakku sekolah, sehingga nyaris anakku tidak menyadari bahwa ibunya bekerja, karena di pagi hari aku mengantarkannya, lalu pulang sekolah aku sudah siap menunggunya di depan kelas, dan aku juga aktif menjadi volunteer di sekolah).

Jenis pekerjaannya adalah menjadi asisten supervisor di salah satu hotel yang lokasinya 3 menit jalan kaki dari apartmentku (ini tips mau cari kerja, gak usah apply yang jauh, selain irit ongkos juga tidak menghabiskan waktu kita)

Lalu bagaimana jika school holiday ( setiap 1 term akan selalu ada libur 2 minggu lalu di akhir tahun liburnya 6 minggu), apakah aku bekerja? Yes, aku tetep mendollar (istilahnya), yakni dengan cara menjadi salah satu orang yang bersedia menjaga anak-anak (baby-sitting) di area apartementku saat orang tua mereka sibuk bekerja atau berkuliah.

New Zealand

Negeri di ujung dunia dengan keindahan alam yang selalu membuatku tak berhenti berdzikir atas ciptaanNya, kadang hasil foto tidak bisa mewakili karya nyata sesungguhnya yang sangat indah. Menghirup udara sejuk setiap hari membuatku bersyukur tiada henti. Kami tinggal di New Zealand bagian North tepatnya di kota Auckland dan ini saja tiap hari selalu dibuat takjub dengan birunya langit dan indahnya alam, apalagi kalo berkunjung ke southnya New Zealand seperti Queenstown aduhaaaai mata seakan dimanjakan dengan lukisan alam yang dijamin bikin speechless.

Auckland

  • Auckland ini dikenal dengan city of sails (kota pelayaran)
  • Auckland adalah kota yang bisa dibilang penduduknya lebih banyak dari kota lainnya di NZ karena disini adalah kota bisnis 
  • Auckland terkenal dengan Sky Tower yang menjulang tinggi di tengah kota
  • Auckland itu multi etnis ( beragam sekali pokoknya, jadi ga aneh kenapa toleransi disini menurutku bisa dibilang cukup tinggi, karena mereka menerima dengan baik keberagaman dan perbedaan)
  • Auckland juga terkenal dengan pantai pantai yang indah dan gunung gunung

Alasan Memilih untuk Tinggal di Auckland

Setiap bertanya kepada siapapun yang kutemui kenapa memilih Auckland? jawabannya hampir seragam, karena pendidikan sekolah dan tempat untuk tinggal bagus untuk tumbuh kembang anak.

Yap betul, itu jadi alasan utama akhirnya memutuskan tinggal di Auckland, karena :

  • Lingkungan nya bagus untuk sekolah anak
  • Playground dan regional park banyak sekali
  • Park luas sangat mudah ditemui
  • Banyak FREE FAMILY EVENT yang diselenggarakan disini
  • Pantai tersebar dimana mana
  • Ada tempat berenang yang dibawah auckland council untuk usia anak dibawah 17 th FREE, untuk spectator (cuma mengawasi) cukup 1 dollar
  • Water fountain yang banyak ditemui di public place, jadi ga hanya perlu bawa botol kosong untuk selalu refill air minum
  • Library yang selalu punya daya tarik untuk semua pengunjungnya karena design dan atmosphere yang bikin betah berdiam lama lama
  • Sekolah untuk anak bisa dibilang FREE, karena sistem bayar sekolahnya adalah donasi
  • Lokasi sekolah dan rumah dekat ( karena pemilihan sekolah disini berdasarkan area tempat tinggal)
  • Ruangan di kelas sekolah selalu di design dengan FUN (kelas primary tapi suasana kelasnya kaya anak TK fikirku di awal awal), anak belajar bukan di kursi mereka bisa berbaur duduk di bawah dan melakukan aktifitas yang kreatif.
  • Tidak ada ranking di sekolah, anak tidak dibandingankan dengan anak lain, tapi kualitas anak dibandingkan dengan diri nya sendiri ( jadi no pressure kan ya)

Alasan lain :

  • Family time yang banyak ( sang ayah kerja nya 8 jam dimulai 5 subuh jam 1 or 2 siang sudah dirumah )
  • Sistem kesehatan yang sudah terintegrasi dengan baik
  • Kesehatan untuk anak gratis
  • Sistem transportasi yang terintegrasi baik di bawah AT 
  • Toleransi yang tinggi
  • Hangatnya warga lokal
  • Alam yang bersih ( pelestarian alamnya yang bagus, contoh dilarang membuang sampah sembarangan), awan yang indah dan langit biru hampir setiap harinya
  • Mudah ditemukan makanan halal
  • Penduduk yang ramah
  • Komunitas muslim yang cukup banyak tersebar ( contoh ada kegiatan TPQ untuk anak anak dan ada pengajian untuk family)

Kendala Hidup di auckland : Biaya hidup yang mahal dibandingkan dengan kota lainnya.

Contoh : Sewa apartment di city area sepertiku 450 dollar per minggu (beruntung kami tinggal di apartment yang terkenal paling murah di City area karena sudah termasuk air dan listrik) tapi di sekitar sini banyak sekali yang d iatas 500 dollar per minggu. Pilihan lain adalah tinggal di sub urban (agak jauh dari city) sewa per minggu itu dengan harga 600 dollar bisa dapetnya sewa rumah

Contoh lain harga cabai untuk musim tertentu bisa 1 biji cabai itu 1 dollar alias Rp9.000-an. Untuk biaya makan diusahakan masak sendiri, karena kalo sering makan diluar dompet bisa tongpes hehe.

Untuk yang tinggal di city area kendala adalah di parkiran mobil, sulit mendapatkan tempat parkir jadi rata rata memilih untuk menggunakan bus atau kereta dan jika masih dekat berjalan kaki

Tapi untuk kami sekeluarga, sangat favorite menggunakan scooter listrik (anter jemput anak aja menggunakan scooter)

  • Semisal pengen les in anak, nah ini harus jeli hitung-hitungan karena semua les itungannya itu per jam atau kadang per 30 menit (contohnya les renang hitungannya 14 dollar per 30 menit)
  • Barber shop alias cukur rambut yang bisa dibilang mahal sekitar 20 s.d 25 dollar NZ (selama 3 th disini pak suami jadi tukang cukur untuk dirinya dan anak hehehe, pinter-pinter kita ngirit aja sih, hehe, dan jadi menemukan bakat terpendam kan yaaa)

Keunikan Kota Auckland

  • Penduduk asli aktif melestarikan budaya asli suku Maori
  • Pejalan kaki yang jarang menggunakan alas kaki (jadi ga aneh liat orang jalan gak pake sepatu or sandal, cuek aja gitu)
  • Masih adanya pasar tradisional yang bukanya seminggu sekali
  • Toko-toko akan tutup sekitar jam 4 or 5 sore 
  • Cuaca yang mudah berubah dalam satu hari ( hujan ibaratnya bisa kita tunggu, setelahnya sering muncul pelangi, lalu panas sepanas-panasnya. Dan ini cuaca dalam 1 hari loh!)
  • Kontur jalanan yang unik, jadi naik turun naik turun gitu deh 

Tempat Unik di Auckland

  • 10 Golden Frame yang tersebar di Auckland
  • Stasiun yang dijadikan apartment dan namanya adalah Apartment Railway (heritage building), jadi apartment ini memang dahulunya adalah stasiun dan sepertinya bangunanya tidak banyak dirubah jadi tetap berasa aura stasiunnya, unik bukan? Dan di tempat ini banyak sekali mahasiswa Indonesia bersama keluarganya tinggal di sini jadi kadang suka dibilang kampungnya orang Indonesia hehe..
  • Harbour bridge (swtiap ada kapal yang lewat jembatan akan berubah naik ke atas seakan-akan patah, ini jadi kesukaan anak-anak hehe)

Tips merantau ala kami :

1 . Jangan semua hal di convert dari dollar ke Rupiah bisa pusing kepala Barbie, bayangin aja 1 biji cabai kalo lagi musim summer begini harganya 1 dollar sebiji (kurang lebih kalo di kurs kan ke rupiah 9000, puarah kan :D)

2. Jangan lupa kemana-mana di tas selain banyak perlengkapan wajib yang aku yakini setiap ibu punya senjata wajib versi masing masing, nah sempilin juga botol kosong, kalo kalo mau kebelet ke toilet dibawa deh si botol itu, karena di sini kan toiletnya tidak ada spray airnya (kurang afdol aja gitu rasanya kalo ga dibasuh air, LOL)

3. Sebagai Muslim jika pada saat waktu shalat tiba, jika tidak menemukan tempat shalat biasanya kita mampir ke mall lalu cari parents room (disini kan parents room nya dibuat kaya kamar kamar gitu, nah bisa ikut shalat di situ deh karena kan kamarnya ditutup hehe), atau bisa juga shalat di taman.

Sekian kisah singkat dari keluarga rantau di Auckland, NZ. Adakah yang tertarik ingin mencicipi tinggal di Auckland, NZ?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlu kah Kata Santai dalam Kamus Sang Emak?

Kado Ultah Istimewa dari Si Kecil